Bukti Nyata Widya Mwat Yasa

Bela negara adalah sikap dan kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia dalam mempertahankan negara berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar yang ada di Indonesia. Bela negara sendiri dapat diwujudkan tidak hanya dengan cara fisik saja tetapi dapat diwujudkan dengan segala cara untuk memajukan dan menjaga ketahanan bangsa dengan menjaga persatuan dan kesatuan. Widya Mwat Yasa sendiri merupakan semboyan dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” yang mana semboyan ini merupakan amanah dari para pejuang veteran pendiri lembaga tinggi ini. Semboyan ini merupakan jati diri dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” yang memiliki arti ilmu untuk pembangunan bangsa. Untuk mewujudkan semboyan tersebut kita perlu bukti nyata yang mana bukti nyata tersebut dapat didasari dengan pendidikan bela negara.

Widya Mwat Yasa adalah sesanti atau semboyan dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Semboyan ini adalah amanah dari para pejuang veteran pendiri lembaga pendidikan tinggi ini setetah mereka meletakkan senjata usai perjuangannya merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka meneruskan perjuangan dengan lebih memperhatikan masa depan bangsa melalui pendidikan. Para pejuang veteran meletakkan fondasi pengabdian kepada bangsa dan negara. Niat luhur ini dinyatakan dengan sasanti atau semboyan “Widya Mwat yasa” yang berarti : “Menuntut Ilmu dalam rangka pengabdian kepada Bangsa dan Negara dengan hati yang suci bersih serta tulus ikhlas” . Atau dengan kalimat sederhana “Ilmu untuk Pembangunan bangsa”. Semboyan ini tetap dipertahankan dan sebagai jatidiri dari UPN “Veteran” Yogyakarta – Jawa Timur – Jakarta. 

“Widya Mwat Yasa” sebagai semboyan sekaligus jatidiri UPN “Veteran” mempunyai arti “Ilmu untuk pembangunan bangsa” atau dapat juga diartikan “Belajar untuk membangun”. Disini lebih dimaknai dengan membangun jiwa raga sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa dan negara secara lahir batin adil dan merata. Implementasi semboyan ini berupa proses belajar mengajar semata-mata untuk kepentingan bangsa dan negara, diwujudkan dalam manusia –manusia individu yang unggul, cerdas intelektual (IQ), cerdas emosional (EQ) dan cerdas spiritual (SQ), berwawasan kebangsaan agar mampu menjadi kader pembangunan atau kader perubahan. Makna tersebut diatas merupakan amanah atau pesan dari para pendiri UPN “Veteran” yang tidak lepas dari keikhlasan, pengorbanan serta pengalaman mereka pada waktu berjuang merebut kemerdekaan kemudian mempertahankan kemerdekaan itu. Pesan para pejuang : 

  1. Motto pejuang : - Tiada kehidupan tanpa perjuangan. - Tiada perjuangan tanpa pengorbanan. - Tiada pengorbanan tanpa keikhlasan. - Tiada keikhlasan tanpa keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. 

  2. Hayati dan amalkan nilai-nilai kejuangan bangsa, utamakan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi/golongan. 

  3. Ingat amanat penderitaan rakyat. 

  4. Jadilah pelaku penentu, pelopor, pionir pembangunan. 

  5. Berikanlah yang terbaik untuk rakyat, bangsa dan negara.

Bukti penerapan Widya Mwat Yasa, antara lain :

  1. Mahasiswa mampu menempatkan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi, golongan, daerah, suku/ras, agama, dan kelompok.

Bukti penerapan : lebih memilih upacara hari kemerdekaan daripada scroll tiktok di rumah.

  1. Mahasiswa mampu menempatkan dirinya sebagai insan perekat bangsa.

Bukti penerapan : menggunakan bahasa Indonesia di setiap pembicaraan dengan mahasiswa lain.

  1. Mahasiswa mampu menerima keberagaman/pluralitas dan mampu saling percaya.

Bukti penerapan : berteman dengan tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan budaya. 

  1. Mahasiswa  mampu dan terampil belajar sehingga menjadi individu manusia yang cepat menguasai bidang ilmunya.

Bukti penerapan : aktif saat pembelajaran, menanyakan materi yang belum paham kepada dosen.

  1. Mahasiswa menjadi toleran, disiplin, kreatif, santun, dapat bekerja sama, bertanggung jawab, bermoral, dan cinta tanah air.

Bukti penerapan : menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan menghormati dosen.

  1.  Mahasiswa yang peduli lingkungan.

    Bukti penerapannya seperti, tidak membuang sampah sembarangan, tidak merokok sembarang, dan mengikuti organisasi mahasiswa peduli lingkungan.

  1. Mahasiswa mampu menyelesaikan konflik dalam dirinya serta mampu berpartisipasi dalam upaya penyelesaian konflik dalam masyarakat, bangsa.

Bukti penerapanya seperti mahasiswa yang sering melakukan interaksi dengan masyarakat, sehingga para mahasiswa juga lebih memahami permasalahan yang sedang terjadi. Dalam hal ini, mahasiswa berperan menganalisis masalah-masalah tersebut, kemudian menyampaikan realita serta solusinya kepada pemerintah.

  1. Mahasiswa tanggap dalam perubahan dan perkembangan / perubahan situasi.

Bukti penerapannya yaitu pandemi ini sudah terlalu lama ada, hingga banyak orang yang menganggap masalah pandemi ini adalah masalah sepele. Maka dari itu sosialisasi tentang pentingnya memakai masker dan cuci tangan menggunakan sabun sangat diperlukan untuk meningkatkan lagi kewaspadaan warga terhadap virus ini.

Informasi tentang covid yang terupdate juga penting karena banyak warga yang memandang covid sebagai penyakit mematikan dan aib bagi penderitanya, hal tersebut harus diluruskan agar tidak menjadi stigma negatif bagi masyarakat. Mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial untuk membuat gerakan bersama, baik satu angkatan maupun seluruh Indonesia untuk mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan menjaga jarak kontak fisik atau juga dapat untuk menggalang donasi yang untuk korban-korban pandemi secara online.

  1. Mahasiswa bangga menjadi bangsa Indonesia.dan mampu untuk membelanya.

Bukti penerapannya seperti mahasiswa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Mencintai kebudayaan Indonesia seperti mengenakan batik dan pakaian adat saat perayaan juga menumbuhkan rasa cinta tanah air. Menggunakan produk buatan dalam negeri merupakan pernyataan cinta tanah air. Dengan menggunakan produk dalam negeri, turut pula membantu perekonomian negara dan membuka lapangan kerja.

  1. Mahasiswa mau dan mampu mempertahankan kebersamaan, persatuan, ketertiban, kedisiplinan dan keharmonisan.

Bukti penerapannya seperti tidak membuat kerusuhan dan keributan baik di depan umum ataupun di ruang lingkup tertentu dan saling menjaga satu sama lain.



Etika berhubungan dengan moral, sedangkan etiket berarti sopan santun atau tata karma

Persamaan antara etika dan etiket, yaitu :

  1. Keduanya menyangkut perilaku manusia.

  2. Keduanya mengatur perilaku manusia, artinya memberikan norma perilaku manusia.


Beberapa contoh etiket pergaulan :

  1. Good grooming    : cara penampilan dalam segi dandanan termasuk kerapian/kebersihan.

  2. On time & time to go : arti nya tepat waktu dan kapan harus meninggalkan tempat.

  3. Your hands and hands : berjabat tangan dan berkenalan.

  4. On your feet        :  artinya saat kapan harus berdiri memberikan penghormatan.

  5. Telephone courtesy    :  sopan dalam menggunakan telepon.

  6. Walking outdoes    :  sopan santun berjalan

  7. Apologies        : meminta maaf atas keterlambatan, tidak dapat hadir, bertabrakan saat berjalan dan lain-lain.



4. Tiga Pilar dalam menumbuhkan Jatidiri “UPN Veteran”

  1. Disiplin

Disiplin adalah pintu gerbang menuju kesuksesan dalam apapun pilihan profesi yang kita inginkan. Disiplin juga kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk pada putusan, perintah atau peraturan yang berlaku. 


Pada dasarnya terdapat 3 (tiga) macam disiplin, yaitu disiplin pribadi atau individu, disiplin kelompok atau sosial dan disiplin nasional 

  1. Kepatuhan pribadi seperti belajar secara teratur, makan teratur, tidur teratur dan lain sebagainya. Disiplin pribadi melekat langsung pada diri manusia. 

  2. Sedangkan disiplin nasional merupakan disiplin yang melekat pada segenap warga negara. 


Kendala-kendala dalam menegakkan disiplin nasional antara lain :

  1. Kelemahan dalam penegakan peraturan dan perundang-undangan.

  2. Kurangnya tanggung jawab sosial masyarakat.

  3. Kurang keteladanan para pemimpin dan orang tua.

  4. Merosotnya kewibawaan para pemimpin dan orang tua.


Pembinaan disiplin nasional pada dasarnya bertujuan tercapainya kondisi masyarakat yang berkemampuan untuk patuh dan taat secara sadar terhadap norma-norma yang berlaku. 


  1. Kreativitas

Kreativitas adalah “magic word” bagi orang-orang yang ingin meraih puncak keberhasilan. Orang-orang besar selalu memiliki intelegensi. Kreativitas yang tidak dimiliki oleh orang-orang pada umumnya. Tapi mungkinkah kreativitas itu dibentuk atau diciptakan dalam diri kita ? Ataukah kreativitas itu milik orang-orang tertentu saja ?

Ada tiga pengertian kreativitas :

  1. Kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada.

  2. Sebagai suatu proses berpikir kreatif atau proses berpikir divergen.

  3. Suatu kemampuan manusia yang dapat membantu kemampuan yang lain.


Terdapat dua macam karakteristik kreativitas :

  1. Novelly (baru)    : modifikasi dari sesuatu yang lama, menciptakan sesuatu yang baru atau meng-erabolasi ide lama menjadi lebih baik.

  2. Useful (ada gunanya)    : ketika ide tersebut mampu memecahkan persoalan- persoalan yang ada dengan cara seefektif mungkin.


Beberapa perspektif kreativitas :

  1. Perspektif neurologis    : melihat kreativitas sebagai sebuah mekanisme neural dalam otak kita. Perspektif ini menekankan pentingnya faktor nutrisi, stimulasi, dan latihan untuk kemampuan otak.

  2. Perspektif kognitif     : proses berpikir divergen yaitu proses berpikir logis yang memungkinkan adanya lebih dari satu pemecahan.

  3. Perspektif intelegensi : perspektif ini lebih menekankan pada kemampuan intelektualnya.


  1. Kejuangan

Kejuangan merupakan ketahanmalangan dalam menghadapi realita hidup. (Conny 2002). Semakin tinggi ketahanmalangan seseorang semakin berpeluang untuk mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Penderitaan bukan sebagai alasan untuk sebuah kegagalan. Untuk bisa menghadapi/mengatasi penderitaan maka ketahanmalangan/kejuangan harus tinggi.

5. Integritas

5.1. Pengertian Integritas.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia integrasi berarti : “pembauran atau penggabungan sehingga menjadi kesatuan yang utuh” . 

Sedangkan “integritas” diartikan sebagai : 

  1. keterpaduan, kebulatan, keutuhan

  2. jujur dan dapat dipercaya  

“integritas nasional” = wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa di kehidupan bernegara. 


Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) “integritas” diartikan sebagai : mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.  “integritas nasional” = wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa di kehidupan bernegara.


Jadi integritas adalah Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga mempunyai potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran serta satunya kata dengan perbuatan”.


5.2. Integritas Bangsa Indonesia

Pakta Integritas adalah satu alat (tools). Tujuannya adalah menyediakan sarana bagi pemerintah atau lembaga/instansi dan masyarakat umum untuk mencegah korupsi – kolusi – nepotisme , penyelewengan dari tugas dan tanggung jawab. 

Bagaimana integritas sebagai pribadi dikaitkan dengan hak dan kewajiban bela negara ? Karena sudah memiliki integritas pribadi seperti yang diuraikan diatas, maka untuk menumbuhkan kembangkan kesadaran bela negara perlu dan harus mendapatkan pemahaman tentang bela negara dengan melalui pendidikan bela negara baik formal maupun non-formal.


Komentar